Musim Hujan Dan Laron-laron #18

Untuk Ann.

hai Ann, lama aku tak mengirim surat padamu.

Ann, disini sudah memasuki musim hujan. sudah beberapa hari, hujan rajin turun saat siang hari. terkadang sore dan malam juga.

musim hujan seperti ini enaknya dalam ruangan saja, cari yang anget-anget. ngumpul dengan keluarga dirumah, bercengkrama sambil nonton tv tak lupa nyemil dengan cemilan buatan sendiri yang masih hangat dan tak lupa dengan minuman hangatnya, entah kopi, teh atau wedang jahe.
tapi itu pilihan, ada juga yang milih diluar ruangan, belain kedinginan atau nerabas hujan untuk sekedar nongkrong diwarung kopi atau angkringan, tentu sambil ngobrol ngalor-ngidul.
selain itu ada juga yang milih didalam kamar saja , bersembunyi dibawah selimut. saking keenakanyaa sampai-sampai males bangun pagi.

musim hujan gini memang ada yang jadi males bangun, tapi tentu tidak semua orang. seperti orang tua kami, mereka malah bangun lebih pagi, berangkat bekerja lebih pagi untuk mengarap sawah atau ladang.
bocah-bocah kampung (seperti aku pada masih bocah) juga bangun lebih pagi, kau tahu kenapa?
salah satunya karena ada laron.
ya laron! yang aku tahu laron-laron itu muncul saat musim hujan atau ketika memasuki musim hujan saja. laron-laron itu muncul bergerombol dibawah sinar lampu, dan kami datang dengan membawa ember atau yang lainya yang sudah berisi air. kami menangkap laron-laron itu. laron-laron yang tertangkap oleh tangan kami lalu kami pindahkan ke ember yang sudah berisi air agar mereka tak terbang. terkadang kami berebutan untuk mendapatkan laron itu.
aku dengar laron-laron itu bisa diolah menjadi cemilan atau menu makanan seperti rempeyek, bothok dan dipepes. tapi aku cuma mendegarnya saja, tak sekalipun makan makanan tersebut, emak juga tak pernah mengola laron-laron itu jadi makanan.
laron-laron yang kudapatkan itu untuk pakan burung, ya sebatas itu Ann.

Ann, apakah kau menemukan laron di Eropa?

Related Posts: