Berebut Kursi #21

Untuk Ann.

Pulang kali ini seperti biasanya memilih bus sebagai alat transportasi untuk pulang. Hitung-hitung tidak ikut memacetkan jalanan. Ngeri juga lihat jalanan penuh dengan kendaraan pribadi yang makin hari selalu bertambah.

Sampai terminal siang hari, sekitar pukul 12.45 wib. Ngak langsung naik bus, tapi duduk-duduk di kursi tunggu.  Menikmati wifi gratis di terminal. Mantap! Internetnya cepet banget.

Mungkin terlalu asik dengan hp, sehingga ngak memperhatikan bus jurusan Malang - Surabaya. Ternyata, diterminal tersisa satu bus untuk jurusan Malang-Surabaya.  Weladalah.
Ngak mau harus nunggu bus lainya datang yang belum tentu kapan datang, akhirnya naik bus saat itu juga.

Saat masuk ke bus, bus sudah penuh penumpang. Seluruh kursi sudah ditempati semua. Tak ada yang kosong. Dan saya termasuk yang tak mendapatkan kursi, jadi harus berdiri. Kampret!
Bus beberapa kali berhenti untuk menaikkan penumpang, penumpang bertambah dan bus benar-benar penuh sesak oleh penumpang.

Disatu kesempatan, seorang penumpang yang duduk tak jauh dari saya turun dari bus. Dengan turunya penumpang tersebut menjadikan kursi yang ditinggalkanya itu kosong sementara dalam beberapa menit.

Dua orang laki-laki dewasa disamping saya yang juga sama-sama berdiri, melihat kursi kosong itu seperti melihat sebuah sumur di sebuah gurun. Mereka berdebat beberapa menit, untuk memperebutkan siapa yang berhak untuk duduk di kursi tersebut.

Yang satu merasa dialah yang berhak duduk dikursi tersebut karena ia lebih dulu naik ke bus. Sedangkan yang satunya merasa berhak karena ia lebih tua.

Beberapa menit kemudian, salah satu dari mereka mengalah. Tapi, kalau saya perhatikan wajahnya, ia seperti tak rela.

Sudah setengah perjalanan saya masih belum mendapat kursi. Jujur, saya begitu capek berdiri.
Baru menjelang sampai di terminal purabaya saya mendapatkan tempat duduk. Sungguh saya bersyukur sekali.

Laki-laki yang duduk disamping saya menawarkan koran untuk dibaca. Ya, saya tak menolak. Saya baca saja kora tersebut.

Beberapa berita cuma saya baca judulnya saja, tapi ada juga yang saya baca sampai tuntas. Ada beberapa berita yang menarik perhatian saya.

Berita pertama yang menarik perhatian saya yakni dualisme partai, yakni terjadi di dua partai berbeda. Salah satu pihak merasa berhak untuk di kursi jajaran kepengurusan, pihak lainya juga merasa merekalah yang berhak. Mereka salng menklaim kepengurusan yang sah. Kapan ya kelarnya?
Berita kedua, yakni isu pergantian menteri. Beberapa menteri diisukan akan diganti, katanya ada menteri yang sengaja membuat isu agar ia tak dilengserkan dari kursi menteri. Dan ada pula pihak-pihak yang "berlomba-lomba" untuk mendapatkan salah satu kursi menteri.

Hmm, apa yang saya baca dikoran ini tak jauh berbeda dengan apa yang terjadi di bus. Ketika dua orang harus bedebat untuk memperebutkan sebuah kursi.

Ya namanya hidup, satu sama lain saling bersaing, berebut.

Ann, untuk duduk disampingmu dikursi pelaminan pun aku harus berebut dengan laki-laki lain. Ya, walaupun begitu, aku sangat yakin akulah laki-laki yang duduk di sampingmu di kursi pelaminan.

Ann.
Aku ingin sekali secepatnya duduk berdua denganmu di kursi pelaminan.

Related Posts:

8 Responses to "Berebut Kursi #21"

  1. percuma mas berebut kursi di bus,mending kalo bisa dibawa pulang kursinya, kalo g?
    .
    y udah cepet lamar si ann keburu direbutin kayak berebut kursi di bus lagi

    ReplyDelete
    Replies
    1. oh, iya ya.. tapi capek berdiri terus.haha

      ann belum tentu baliknya. ngak ada modal kalau nyusul dia ke eropa.

      Delete
  2. kursi dirumah ane masih banyak jangan berebut sudah-sudah hehe

    ReplyDelete
  3. pas baca judulnya. gue kira berebut kursi ala DPR. hehe :-)

    btw, gue menikmati tulisannya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. nyindir ke arah situ memang mas. Teimakasih sudah mau membaca.

      Delete

SIlahkan berkomentar dengan kata-kata yang sopan.