Melukis Pelangi Di Langit

Jika sore hari ada yang mengetuk pintu rumah sebanyak lima kali itu pasti Adriana, teman bermainku. Kami sering bermain bersama-sama, dan lebih sering dialah yang mengajak untuk bermain.

Adriana sedikit berbeda degan bocah perempuan lainya, ia lebih suka bermain dengan laki-laki. Aku tak pernah melihat Adriana bermain boneka. Bahkan, saat aku kerumahnya dan masuk dalam kamarnya, tak ada satu boneka pun ada di kamarnya.

Dua permainan yang paling di sukai Adriana ialah bermain layang-layang dan bermain pesawat kertas. Meski seorang perempuan tapi ia selalu ada di barisan paling depan ketika mengejar layang-layang putus.

Adriana juga pandai membuat pesawat kertas. Ia paling cepat membuat pesawat kertas diantara kami dan pesawat buatanya selalu menjadi yang paling bagus.

Ada sesuatu yang paling aku ingat ketika bersama Adriana, yakni pada suatu sore saat kami duduk dan melihat layang-layang diatas sana. Ia membisikkan sesuatu ke telingaku.
"Lihat langit itu, aku ingin melukis sebuah pelangi disana" begitulah yang ia bisikkan padaku.
Tentu aku terheran-heran dengan apa yang dibisikanya itu. Bagaimana caranya ia untuk melukis pelangi di lagit?

Oh ya, enam bulan yang lalu aku beremu dengan Adriana di bandara. Meski sudah enam tahun tak jumpa, aku masih bisa mengenalinya. Tentu ada perubahan-perubahan padanya, yang jelas ia terlihat lebih cantik.

Setelah saling menyapa, kami bertukar no telepon. Tak banyak yang kami bicarakan, ia terlihat sibuk. Dengan pakaian seragamnya, aku rasa ia kini bekerja sebagai petugas bandara.
Seminggu yang lalu Adriana mengirim sebuah pesan pendek. Rupanya ia kangen denganku, ia mengajak ku untuk bertemu. Tentu ajakanya itu aku setujui.

Kami bertemu disebuah cafe, ia lebih dulu datang sebelum aku. Dengan mengunakan long dress biru, yang membuatya begitu cantik. Setelah memesan minuman, kami mulai ngobrol. Masing-masing dari kami mulai bercerita tentang kehidupan kami setelah SMA, dimulai dari aku kemudian dia.

Selepas SMA, Adriana rupanya bersekolah di sekolah penerbangan. Ia belajar menjadi seorang pilot. Katanya, keinginanya itu sempat ditentang keras oleh bapaknya, tapi pada akhirnya bapaknya setuju.
Sungguh, aku tak mengira bahwa seorang Adriana kini menjadi pilot. Tapi nyatanya kini ia memang seorang pilot.

Saat kami akan mengakhiri obrolan, ia membisikkan sesuatu padaku. " Lihat ke langit, aku telah melukis pelangi disana"

Ya, Adriana telah melukis pelangi di Langit dengan caranya.

Related Posts:

10 Responses to "Melukis Pelangi Di Langit"

SIlahkan berkomentar dengan kata-kata yang sopan.