lampu
lampu kota mulai menyala. lampu kendaraan yang lalu lalang seakan beradu
terang. sedang di langit belum nampak cahaya
bintang. di bangku trotoar yang ada di kota ini aku menghabiskan waktu
malam mingguku. sendiri, tanpa kamu.
rasanya aku selalu merindukan kita, aku dan
kamu duduk dibangku trotoar ini. sesuatu yang sering kita lakukan dimasa
lalu. menmbicarakan hal-hal dari yang tidak begitu penting, hingga sesuatu yang
serius. kamu yang sering banyak bicara, sedangkan aku yang sering mendengarkan. aku juga merindukan kita yang duduk bangku trotoar ini dengan banyak diam dan
hanya sedikit bicara, menikmati malam, lalu lalang kendaraan dan kamu yang
menyandarkan kepala pada pundak ku.
selepas kamu pergi, aku masih mengunjungi
bangku trotoar kota ini. aku bahkan
seringkali datang lebih awal, sebelum malam tiba, saat dimana matahari hampir
tenggelam. rasanya aku tak ingin ada orang lain yang duduk di bangku itu. entah
orang itu seorang diri ataupun sepasang kekasih. pernah sekali, bangku itu ada
yang lebih dahulu menempati, sepasang kekasih. aku meminta mereka pindah ke bangku lain,
salah satu dari mereka, seorang laki-laki terlihat tak suka, ia mempertanyakan
mengapa dirinya dan kekasih nya harus pindah dari bangku itu. entahlah, aku pikir seharusnya
memang aku yang harus duduk dibangku itu. aku bersikeras meminta pasangan
kekasih itu pindah. untungnya mereka mau juga. begitulah, aku masih menikmati
malam mingguku dibangku ini. seperti katamu sebelum pergi ‘jaga bangkuku
disebelahmu’. aku menepati itu dan masih duduk sendiri
menunggu kamu.
0 Response to "Bangku"
Post a Comment
SIlahkan berkomentar dengan kata-kata yang sopan.